Gambar mungkin berisi: Yoeda Loedala dan Ressy Nurmala, orang tersenyum, orang berdiri dan luar ruangan


Pahala Menemani Istri dan Anak – Oke, tentu diantara kita (khusus para suami ^^) sering diajak pergi oleh kawan kita untuk suatu urusan, baik itu melihat pertandingan sepak bola, pergi meeting atau sekedar melihat pameran.

Dan tahukah Anda? Jika kita ikhlas saat menemani saudara kita yang sesama muslim dalam suatu urusan (kebaikan), maka ketahuilah bahwa pahalanya itu lebih besar daripada I’tikaf di masjid Nabawi selama satu bulan.

Nah, apalagi jika kita pergi menemani istri dan anak-anak kita, yang pastinya mereka adalah paling berhak di antara kaum muslimin.

Hal ini pernah di sabdakan oleh Rasulullah SAW, yang diriwayatkan oleh Ibnu Umar RA sebagai berikut:

Dari Ibnu Umar RA bahwasanya dikisahkan suatu ketika ada seorang sahabat datang kepada Rasulullah SAW lalu diapun bertanya, “Ya Rasulullah, siapakah manusia yang paling dicintai Allah SWT? Dan adakah suatu amalan yang paling dicintai Allah SWT?”

Maka Rasulullah SAW lalu menjawab, “Orang yang paling Allah cintai adalah orang yang paling memberi manfaat kepada sesamanya. Sedangkan amalan yang paling Allah SWT cintai adalah engkau menggembirakan hati seseorang muslim, atau engkau menghilangkan suatu kesukaran dalam hidupnya, atau engkau melunaskan hutangnya, atau engkau hilangkan kelaparannya.

Sungguh aku berjalan bersama seorang saudara (sesama muslim) di dalam sebuah keperluan itu lebih aku cintai daripada aku beriktikaf di dalam masjid ku (Masjid An-Nabawi) ini selama sebulan.” (Hadits Riwayat Ath-Thabrani dan dishahihkan Al-Albani dalam Silsilah Al-hadits Ash-Shahihah, no. 906.)

Berkata Syaikh Muhammad bin shalih Al-Ustaimin rahimahullah,

“Menunaikan kebutuhan kaum muslimin itu lebih utama dibanding beriktikaf, karena manfaatnya lebih menyebar, manfaat ini lebih utama dibanding manfaat yang terbatas (bagi dirinya sendiri). Terkecuali manfaat yang terbatas tersebut adalah perkara penting dan wajib dalam Islam (misalnya shalat wajib atau lainnya).”

Masya Allah, sungguh besar bukan pahala bagi siapa saja yang menemani saudaranya sesama muslim dalam sebuah keperluan, hingga Rasulullah menyebutkan besar pahalanya melebihi I’tiaf di Masjid Nabawi selama satu bulan.

Dari hadits diatas, secaraumum memang dijelaskan tentang besarnya keutamaan menemani sesama muslim dalam suatu urusan, tapi bukan mengesampingkan besarnya pahala I’tikaf di masjid.

Hal yang perlu dipahami adalah apabila ada salah satu saudara kita sesama muslim yang membutuhkan bantuan atau meminta tolong dalam suatu keperluan, maka kita sebagai sesama muslim hendaknya memenuhi permintaannya. Hal ini karena termasuk anjuran agama, sebagaimana hadits Rasulullah SAW:

خَيْرُ الناسِ أَنْفَعُهُمْ لِلناسِ

“Sebaik-baik manusia ialah yang paling bermanfaat bagi orang lain (sesamanya)”

Syaikh Muhammad bin Shahih Al-Ustaimin mengatakan:

“Menunaikan kebutuhan kaum muslimin itu lebih utama dibanding beriktikaf, karena manfaatnya lebih menyebar, manfaat ini lebih utama dibanding manfaat yang terbatas (bagi dirinya sendiri). Terkecuali manfaat yang terbatas tersebut adalah perkara penting dan wajib dalam Islam (misalnya shalat wajib atau lainnya).”

Baca juga:JANGAN MENUNDA-NUNDA PERNIKAHAN

Seperti yang sudah disampaikan diatas, ketika kita dengan ikhlas menemani saudara sesama muslim untuk suatu urusan, maka bear pahalanya, apalagi jika menemani istri dan anak-anak kita yang mereka adalah paling berhak diantara kaum muslimin.

Hadits diatas memang tidak secara khusus berbicara tentang istri, tetapi seperti kita ketahui bahwa istri, anak atau keuarga kita juga merupakan sesama muslim.

Jadi ketika kita dengan ikhlas menemani istri jalan-jalan, atau keperluan lainnya yang intinya kebaikan dan demi kebahagiaan istri juga InsyaAllah mendapat pahala yang besar pula.

Oleh karena itu, ketika istri kita mengajak:

“Abi, jalan-jalan ke pantai yuk, lagi pengen melihat sunset di pantai nih”

“Bi, ke pasar yuk, kebutuhan dapur udah mau habis nih, nanti aku masakin yang ennaaak deh”

“Abi, kita naik gunung yuk, nih anak-anak udah pengen banget naik gunung”

“Abi, temani beli buku ya, aku mau kasih surprise buat anak-anak kita”

Maka seyogyanya suami menurutinya dan mendahulukan istri dan anak-anaknya. Namun saat ini, kebanyakan terbalik, saat lebih semangat diajak teman-temannya daripada diajak menemani istri dan anak-anaknya. Padahal istri dan anak adalah yang paling berhak mendapatkan kebaikan dari suami.

Rasulullah SAW bersabda:

“Orang yang imannya paling sempurna diantara kaum mukminin ialah orang yang paling bagus akhlaknya di antara mereka, dan sebaik-baik kalian ialah yang terbaik akhlaknya terhadap para istrinya” (Hadits Riwayat At-Thirmidzi dan dishahihkan oleh Syaikh Al-Albani dalam As-Shahihah no 284)

Baca juga:YUDA YL

Nasihat untuk suami:

Usahakan sebisa mungkin untuk meluangkan waktu untuk menemani istri dan anak-anaknya. Menemani disini tidak hanya bermakna menemani jalan-jalan atau berbelanja saja, bisa juga menemani untuk suatu urusan dan kebutuhan, terlebih lagi jika dalam urusan ibadah.

Tentu mengajak istri dan anak dalam ibadah atau kebaikan lainnya merupakan suatu keharusan. Anda juga bisa menyisihkan waktu untuk sekedar bercanda dan berkumpul bersama keluarga.

Nasihat untuk Istri:

Jangan jadikan hadits diatas untuk dijadikan dalil supaya bisa sering jalan-jalan atau berbelanja loh ya. Karena makna menemani disini bukan semata jalan-jalan dan berbelanja saja.

Cobalah untuk mengerti dan juga memahami para suami yang memang terkadang sibuk denga pekerjaannya. Para suami melakukan itu semua karena demi memenuhi kebutuhan dan membahagiakan istri dan anak-anaknya.

Jika dirasa bermanfaat, bantu share artikelnya ya. Semoga ini menjadi kebaikan buat para pembaca sekalian. Terima kasih.